gambar anak baru lahir

Biasanya selepas bersalin, masih ada sesetengah mak-mak terus kongsi gambar anak yang baru lahir di media sosial. Malah siap buat video dari dalam labor room pun ada!

Ya, sebenarnya ada yang upload gambar anak itu bukan niat nak menunjuk dapat bayi comel tetapi sebab nak kongsi kegembiraan dengan orang luar saja.

Pendek kata sudah jadi trend, apa saja perkembangan terbaru semuanya nak tepek di media sosial. Malah rasa seronok baca komen-komen bahagia dari orang luar, namun apakah hukum di sebalik perkongsian gambar anak baru lahir itu?

Jawapan untuk isu ini ada dalam info perkongsian daripada Puan AzZahra Asmara, jemput baca…

Penyakit Al-Ain Dikaitkan Dengan Kongsi Gambar Bayi Baru Lahir

Hah, pernah dengar penyakit Al-Ain? No, bukan disebabkan oleh insan bernama Ain, ‘ain ni adalah pandangan mata.

Pandangan mata yang bahaya ni datangnya dengan sebab kedengkian orang yang memandang atau kerana kekaguman mereka terhadap apa yang dipandang.

“Setiap yang memiliki kenikmatan, pasti ada yang dengki”. (Sahihul Jami’ 223).

Bahaya Ain

Ibnu Qayyim Rahimahullah di dalam kitab Tafsir Surah Al-Muawwizatain telah berkata,

“Bahaya dari pandangan mata dapat terjadi ketika seseorang yang berhadapan langsung dengan sasarannya.

Sasaran tukang pandang kadang-kadang boleh mengenai sesuatu yang tidak patut didengki, seperti benda, haiwan, tanaman dan harta.

Dan kadang-kadang pandangan matanya dapat mengenai sasaran hanya dengan pandangan tajam dan pandangan kekaguman.”

Pengaruh dari bahaya pandangan mata pun hampir mengenai Rasulullah SAW sebagaimana firmannya:

“Dan sesungguhnya orang-orang yang kafir itu hampir-hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Quran dan mereka mengatakan, “sesungguhnya dia (muhammad) benar-benar gila” (Surah al-Qalam ayat 51)

Terdapat juga hadis dari Ibnu Abbas bahawasanya Rasulullah SAW telah bersabda

“Pengaruh ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang boleh mendahului takdir, ainlah yang dapat melakukannya” (HR Muslim)

Pernah terjadi kepada Sahl bin Hunaif yang telah terkena ain bukan disebabkan hasad dengki, tetapi kerana rasa takjub. Sebagaimana yang diceritakan di dalam hadis:

Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif menyebutkan bahwa Amir bin Rabi’ah pernah melihat Sahl bin Hunaif mandi lalu berkatalah Amir,

IKLAN

“Demi Allah, Aku tidak pernah melihat (pemandangan) seperti hari ini, dan tidak pernah kulihat kulit yang tersimpan sebagus ini.” Berkata Abu Umamah,

“Maka terpelantinglah Sahl.” Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi Amir.

Dengan marah beliau berkata, “Atas dasar apa kalian mau membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak memohonkan keberkahan (kepada yang kau lihat)? Mandilah untuknya!”

Maksudnya Nabi menyuruh Amir berwudhu kemudian diambil bekas air wudhunya untuk disiramkan kepada Sahl dan ini adalah salah satu cara pengubatan orang yang terkena ‘ain bila diketahui pelaku ‘ain tersebut.

Maka Amir mandi dengan menggunakan satu wadah air. Dia mencuci wajah, kedua tangan, kedua siku, kedua lutut, ujung-ujung kakinya dan bagian dalam sarungnya.

Kemudian air bekas mandinya itu dituangkan kepada Sahl, lantas dia sadar dan berlalulah bersama manusia.” (HR. Malik dalam al Muwaththa 2/938, Ibnu Majah 3509)

Kata mandi yang dimaksudkan di dalam hadis di atas ialah adalah berwudhu sebagaimana disebutkan oleh Imam Malik di dalam kitab Al-Muwatto.

Tanda-Tanda Terkena Ain

Antara tanda bagi anak yang terkena ‘ain :

1. Menangis tanpa sebab. Maksudnya tanpa sebab yang jelas seperti lapar, sakit dan sebagainya

2. Kejang-kejang tanpa sebab yang jelas

3. Tak mahu menyusu kepada ibunya tanpa sebab yang jelas

IKLAN

4. Terlalu kurus dan juga tanda-tanda lain yang tidak diketahui sebabnya.

Sebagaimana di dalam hadis dari Amrah dari Aishah radiallahu anha,

“Pada suatu ketika Nabi SAW masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba beliau mendengar anak kecil menangis, lalu Baginda berkata:

“Kenapa anak kecilmu ini menangis? Tidakkah kamu mencari orang yang boleh mengubati dia dari penyakit ain?” (Hadis riwayat Ahmad, Baqi Musnadil Anshar. 33304)

Begitu pula hadis Jabir radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Asma’ binti Umais,

“Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?”

Asma menjawab, “Tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘ain”. Beliau berkata,

“Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!” (HR. Muslim, Ahmad dan Baihaqi)

Berlindung Dari Bahaya Ain

Rasulullah saw telah menjelaskan tentang perkara ini dan cara-cara untuk mencegah:

1. Bagi pihak yang Memungkinkan Memberi Pengaruh ‘Ain (mereka yang memandang):

Berdasarkan hadis Abu Umamah di atas maka hendaknya seseorang yang mengagumi sesuatu dari saudaranya maka yang baik adalah mendoakan keberkahan baginya.

Sandarkan kekaguman itu pada Allah.

Dan berdasarkan surat Al Kahfi ayat 39, maka ketika takjub akan sesuatu kita juga dapat mengucapkan doa:

IKLAN

مَا شَآءَ اللهُ لاَ قُوَّةَ إلاَّ بِا للهِ

Artinya:

“Sungguh atas kehendak Allah-lah semua ini terwujud.”

2. Bagi yang mungkin terkena ‘Ain (pihak yang dipandang)

Sesungguhnya ‘ain terjadi kerana ada pandangan. Oleh itu ibu bapa jangan berlebihan dalam membanggakan anak kerana dapat menimbulkan dengki ataupun kekaguman pada yang mendengar dan kemudian memandang kepada si anak.

Doa perlindungan bagi si anak sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw :

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانِِ وَ هَامَّةِِ وَ مِنْ كُلِّ عَيْنِِ لامَّةِِ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung dan dari pengaruh ‘ain yang buruk.” (HR. Bukhari dalam kitab Ahaditsul Anbiya’: 3120)

Atau dengan doa,

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَِ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.” (HR. Muslim)

Atau doa yang dibacakan oleh malaikat Jibril alaihissalam ketika Nabi saw mendapat gangguan syaitan, yaitu:

بِسْمِ اللهِ أرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءِِ يُؤْذِيْكََ مِن شَرِّ كُلِّ نَفْسِِ وَ عَيْنِ حَاسِدِِ اللهُ يَشْفِيكَ

“Dengan menyebut nama Allah, aku membacakan ruqyah untukmu dari segala sesuatu yang menganggumu dari kejahatan setiap jiwa dan pengaruh ‘ain. Semoga Allah menyembuhkanmu.”

Walaupun penyakit ‘ain memang ada tapi jangan pula kita sandarkan segala sesuatu disebabkan ‘ain, kerana tiada yang dapat memumdaratkan jika tanpa izin Allah.

Dan jangan pula kita nafikan wujud nya perkara ini sebab ia bererti kita tak percaya akan hadith yang disebut Oleh Rasulullah saw.

Bersederhanalah dan mohon perlindungan dari Allah.

Wallahualam.

Lubuk konten tentang inspirasi, rumah tangga dan macam-macam lagi,
MINGGUAN WANITA kini di seeNI, download seeNI sekarang!

KLIK DI SEENI